Dari jendela. Kakek tua memainkan bibirnya. Bersiul sepanjang hari, mengalunkan nada-nada sendu. Menggoda burung-burung gereja yang menggoyang-goyangkan pinggulnya di ujung dedahan pohon.
Dekat jendela. Kakek tua merebahkan tubuhnya. Ke kursi goyang tua. Berayun, terayun, terlambai oleh waktu. Tertidur manis dalam pangkuan sunyi.
Di jendela. Kakek tua menghabiskan waktunya. Menapaki masa lalu yang sia-sia. Istrinya pergi dibawa orang. Diratapinya bertahun-tahun. Hingga menjelma menjadi pria ringkih yang tak pernah menyimpulkan tawanya.
#9 Jendela
#15harimenulisdiblog
2 komentar:
Bagus, Kak. Tapi terlalu singkat, ya. :D
makasih adeek, iya emang nggak bisa bikin cerita yang panjang-panjang, hehe :)
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)