Kamu adalah Minggu. Rumah dari segala kepenatan yang menghunjam dalam kotak kemonotonan selama enam hari. Rumah dari rasa lelah berkepanjangan. Rumah di mana aku harus bergembira melewati liburan bersama tamasya mini denganmu : padang rumput yang luas, sepeda, sekeranjang roti, minuman buah, dan kegembiraan.
Dan kamu juga Minggu, yang menyebalkan. Membawaku pulang kehujanan sendirian. Tanpa payung. Tanpa tautan jaketmu yang melingkari punggungku. Tanpa genggaman tangan dan hati berdebar yang kamu desirkan.
Pada akhirnya, kamu tetap Minggu. Sesuatu yang tidak bisa ditebak akan semenyenangkan apa. Membuatku jatuh cinta, lalu terluka, jatuh cinta, lalu terluka lagi pada masanya. Namun kepulanganku padamu adalah sesuatu yang konstan dan selalu bisa kamu andalkan, karena kepulanganku padamu—rumah bagi degup jantung dan kupu-kupu dalam perutku—pasti selalu kulakukan. Seperti Minggu, kamu adalah hal yang tak terhindarkan, hal yang selalu berhasil membuncahkan keinginanku untuk menghabiskan waktu bersamamu.
#13 Rumah
#15harimenulisdiblog
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)