Mereka berkaki. Berjajar di sepanjang kanan-kiri jalan pinggir kota. Bukankah puasa itu menahan nafsu? Tetapi bibir-bibir mereka masih memagut cangkir-cangkir kopi hitam dan batang-batang rokok yang tersulut api hingga layu. Tirai-tirai spanduk diturunkan separuh badan, mirip tulisan 'sensor' pada adegan yang tak patut disaksikan. Menyamarkan wajah-wajah dari tuduhan ini-itu. Ah, mungkin mereka hanya lapar. Melepas nafsu sebentar, lalu keluar dari tirai dan meninggalkan singgasana penuh goda untuk kembali melanjutkan menahan-hawa-nafsu, sesuatu yang disebut dengan puasa. Mereka pikir, siapa tahu Tuhan sedang lengah menambatkan perhatian-Nya pada tiap hamba-Nya? Di balik warung-warung kopi, mereka bersembunyi. Diturunkannya spanduk, tersulaplah warung-warung berkaki. |
Jumat, 03 Agustus 2012
#11 Warung Berkaki
Label:
#30Hari90Cerita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)