Rabu, 01 Agustus 2012

#10 Oranye

Aku menyukai oranye sejak aku menyukaimu.
Aku menyukai bagaimana kamu betah berlama-lama dilahap sinar matahari.
Aku menyukai bagaimana kamu merapalkan warna itu tiap kali bergerak pada etalase-etalase kemeja, tas, sandal, dasi, bahkan celana dalam. Pilihan warna yang berani.
Aku menyukai bagaimana sebagian wajahmu tertimpa sinar matahari yang masuk melalui kisi-kisi rumahmu.
Aku menyukai bagaimana kamu menghadapkan telapakmu pada sinarnya, dan kau tunjukkan tanganmu yang terlihat begitu merah, darah berdesir melalui jutaan helai nadimu.
Aku menyukai bagaimana kamu memadumadankan sambal dan saus tomat dalam mangkuk mi ayammu agar terlihat begitu oranye, sedap menggugah.
Aku menyukai bagaimana kamu memilihkanku dress oranye yang tak terlalu mencolok untuk kulitku yang gelap. Oranye pastel yang membuatku begitu serasi ketika berjalan denganmu yang memakai kemeja warna senada.
Aku suka bagaimana kamu lebih menyukai orson daripada kopi. Kamu bukan pria mainstream. Kamu pria yang lagi-lagi kembali ke pelukan hal-hal berwarna oranye.
Tapi aku berhenti menyukai oranye, ketika aku melihat binar matamu saat melihat satu pesan masuk ke dalam telepon genggammu. Dari gadis yang membuatmu menyukai oranye karena kamu menyukainya.
Lantas, aku lebih memilih menyukai abu-abu selama beberapa waktu.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com