Aku terlumat oleh doa-doa hambar. Doa-doa yang kueja seperti anak SD menghafalkan nama raja-raja pemegang tahta Majapahit. Tak ada lagi ujung mata yang basah meretas rintik-rintik asin. Kuucap doa dari hati yang begitu sumbang. Tak ada rasa, tak ada getir, apalagi getar. Sungguh, bukan karena aku lelah. Hanya, aku resah. Begitu banyak doa kujadikan mantera yang wajib kubaca pada setiap laku ibadahku, belum ada bahkan satupun yang terwujud nyata. Hingga lidah makin kebal. Hingga waktu terus beranjak. Hingga hati menjadi pucat pasi. Hingga segala doa yang terucap menjadi hambar. Dan entah, apakah segala ucap batin para pengunjung layak melesat tembus pada Dzat di langit ketujuh, atau hanya terpantul oleh langit-langit Rumah Sakit hingga terserak menjadi sisa-sisa yang sia-sia. Harapan tertinggi dengan doa seadanya. |
Jumat, 03 Agustus 2012
#12 Doa yang Hambar
Label:
#30Hari90Cerita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)