"Meja makan ini nggak akan lagi sama dan begitu sepi. Kelak, akan ada dua bocah. Laki-laki.." "Satu perempuan, satu laki-laki. Biar pas" "Laki dan perempuan bukan pasangan berebut mainan yang seru" "Kembar. Dua anak seumuran berebut mainan. Sepadan, pasti seru!" "Idd bagus! Yang paling tua yang laki-laki, kemudian perempuan. Mereka berebut makanan sampai berantakan, belepotan" "Juga berebut aku. Mereka berdua maunya aku suapi" "Terus, aku ngapain?" "Mmm, kamu gendong si perempuan. Kamu ambil alih sambil melayangkan suapan-suapan nasi, terus bersuara kayak kapal terbang" "Hahaa bisa, bisa. Pokoknya, kelak meja makan kita nggak akan bisa serapi ini. Taplak meja kotor, nasi jatuh di mana-mana, tumpahan air minum, belepotan minyak" "Dan suara mereka yang saling berebut, juga suara kita yang nggak mau kalah bikin mereka diam dan nurut" "Iya. Satu laki-laki, satu perempuan" "Mmm, dua-duanya laki-laki juga nggak masalah" Di atas meja makan, selama enam tahun ini, tak bosan kami merajut mimpi dan doa agar Tuhan mengabulkan. Dua bocah di rumah mungil akan melengkapi. Dua bocah di usia pernikahan yang tak lagi muda akan menggenapi. Kami setia menunggu terkabulnya. |
Kamis, 23 Agustus 2012
#23 Meja Makan
Label:
#30Hari90Cerita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)