Sabtu, 18 Agustus 2012

#22 Pada 0 Km/Jam

Sebotol minuman teh dingin telah digenggaman. Di belahan Bumi bernama Indonesia, tepatnya di Jakarta, dan lebih spesifik lagi adalah aku, mungkin adalah satu-satunya orang yang masih bergantung harap pada kebenaran iklan-iklan minuman di layar televisi. Benarkah akan ada sensasi kesegaran seperti tercebur ke dalam oase dingin yang tahu-tahu muncul di tengah cuaca panas Jakarta? Atau akankah ada adegan melayang di udara dengan rasa bahagia dan sesaat terjadi momen di mana segaa penat menghilang tak berjejak setelah meminumnya?
Ah, ternyata tidak. Sudah habis sebotol dalam sekali rengkuh dan aku masih duduk bercucuran keringat dengan kemeja kantor yang didominasi aroma tengik ketiak seolah tadi pagi aku lupa memakai deodoran dan parfum. Sebuah kombo akibat dari macet dan AC mobil yang sedang tidak bisa digunakan.
0 km/jam. Jutaan umat manusia Jakarta sedang berada pada tahap itu di jalan raya. Tak ada gerakan sama sekali, setidaknya setengah jam terakhir. Menyisakan beban mental yang berlapis-lapis.
Kalau dulu, hingga sejam pun aku tak akan bosan duduk berlama-lama di dalam mobil ber-AC rusak dan menjadi bagian dari sebuah kemacetan. Sebab seorang perempuan masih menemani. Mobilku tak ubahnya tempat karaoke, aku akan berpura-pura memainkan stick drum, mengiringinya menyanyikan lagu-lagu Panic! At The Disco yang enerjik sambil menggenggam sebatang sisir seolah itu adalah mikrofon. Dan ketika tiba giliranku menyumbang suara, adalah dia yang akan renyah tertawa sambil menghina nada-nada sumbang yang kulantunkan.
Atau, ada dia akan menemaniku menghabiskan setoples kacang goreng yang selalu tersedia di mobilku tanpa takut dan ragu mempertimbangkan berapa banyak jerawat yang akan ia panen nantinya.
Ah, apa ini? Kenapa aku jadi sama cundangnya dengan mobil yang tak sanggup bergerak ke mana-mana ini? Macet. Terjebak di tempat yang sama sambil terus berderu dan berkoar pertanda siap jalan. Padahal, tak satu senti pun mobilku menciptakan pergerakan.
Pada 0 km/jam, kita bertemu kembali dalam imajiner sebuah ingatan.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

suka panic at the disco juga ya

Putripus mengatakan...

suka beberapa :D

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com