Waktu
Papa keadaannya makin parah gara-gara sirosisnya, ada satu percakapannya dengan
Mama yang masih aku ingat sampai sekarang :
“Maaf
ya Ma, aku nggak bisa bahagiain kamu, nggak akan bisa nemenin kamu ke mana-mana
lagi”
“Aku
yang minta maaf Pa. Aku bukan Tuhan, bukan dokter juga. Aku nggak bisa kasih
kesembuhan buat Papa. Tapi Insya Allah aku yang akan nemenin Papa terus, aku
yang akan ngerawat Papa tiap hari dengan tanganku sendiri”
Aku
mau seperti Mama, yang selalu setia sama suami, selalu jadi Ibu yang paling oke
dan bisa dijadikan panutan.
Aku
mau seperti Mama yang selalu sabar menghadapi kenakalan anak-anaknya,
menghadapi ketidaksabaran dan emosi suami.
Aku
mau seperti Mama yang selalu bisa meredam amarah anggota keluarhanya.
Aku
mau seperti Mama, yang cuek dan selalu menganggap masalah itu sesuatu yang
mudah diselesaikan.
Aku
mau seperti Mama, yang nggak pernah meledak-ledak emosinya.
Aku
mau seperti Mama yang walaupun nggak sekolah tinggi seperti Ibu teman-teman
yang lain, tapi sudah sangat cerdas menghadapi segala situasi.
Aku
mau seperti Mama.
Mama
yang selalu terlihat sebagai wanita sempurna di mataku.
Aku
juga mau seperti Mama yang punya suami seperti Papaku, pria paling sempurna
juga yang pernah aku kenal.
Cocok
kan mereka ? :)
Dan
kelak, kalau aku bisa seperti Mama dan mendapatkan suami seperti Papa,
anak-anakku juga pasti akan bangga terhadapku, seperti saat ini aku sangat
bangga terlahir dari perut seorang Mama.
Jadi
Ma, Selamat Hari Ibu. Bahagianya aku menjadi anakmu :)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)