Kamis, 30 Desember 2010

Lara Lara

Kenapa ibunya setega itu memberikan nama ‘Lara’ untuknya ? Sementara yang aku tahu, dia sungguh perempuan yang ceria dan penuh semangat. Siapapun yang ada di sekitarnya pasti akan setuju bahwa pagi bukanlah sekedar pagi yang biasa kalau mereka bersama Lara.

Aku pernah menanyakan langsung kepada Lara tentang arti namanya. Namun dia menggeleng. Katanya, segera akan ditanyakannya arti nama itu kepada ibunya, si Pemberi Nama.

Setelah pembicaraan itu, tak pernah lagi kujumpai Lara dengan senyum manis yang memperlihatkan kedua gigi gingsulnya, atau siulan-siulan kecil yang ia dendangkan untuk memecah sepi, bahkan tawa menggelegar yang dulu sering dia obral untuk kami pun tak pernah terlihat.

Sampai akhirnya aku duduk mendekatinya pada suatu sore. Kutanyakan kenapa ia begitu murung, dan kuberitahukan kepadanya betapa kami kehilangan Lara yang dulu.

Lalu dia menunduk, tangisnya pecah, dipeluknya tubuhnya sendiri. Erat, seperti orang sakau.

“kutanyakan kepada Ibu apa arti namaku. ‘Lara’ adalah lara ibu karena harus melahirkan aku si anak haram”

Kemudian tangisnya yang semakin sendu membuatku tahu betapa besar rasa jijiknya terhadap dirinya sendiri yang tak berayah. Aku merangkulnya, meredam tangisnya.

“Berhentilah menangis, Lara. Kamu tetap istimewa bagi kami”

2 komentar:

andri K wahab mengatakan...

duh tuh ibu sungguh teganya mengatakan itu, untung ajh hanya sekedar fiksi...^_^

Putripus mengatakan...

haha yaiyalah mas ;D

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com