Jumat, 17 Desember 2010

Analogi Persahabatan Kita

Ada selembar langit biru cerah yang kamu bentangkan di atas mataku ketika kita bersandar pada hamparan rumput hijau yang luas. Cumulonimbus tetap diam, tak berarak seperti serabutan awan lainnya. Tapi dia tetap yang tergagah, menantang cuaca cerah dengan gumpalan putihnya yang menggemaskan.

Kita pernah membicarakan hal itu, bahwa suatu saat nanti, entah kapan, kita akan bisa terbang. Entah dengan pesawat terbang, atau kemungkinan terajaib bahwa tiga puluh tahun mendatang para ilmuwan akan menciptakan sayap yang bisa dibeli dan digunakan. Dan kita terbang.

Ya, itu adalah obrolan yang selalu kita ulangi, dan aku sangat menyukainya. Mungkin, itu adalah obrolan paling tidak penting yang akan terus kita bicarakan hingga akhirnya suatu saat nanti, entah kapan, kita bisa terbang.

Kita memang manusia super dengan imajinasi yang melambung tinggi, setinggi lengkungan pelangi dan seindah warna-warninya. Kita selalu gila dengan pemikiran kita. Tak pernah sedetikpun kita ragu dengan khayalan yang kita ciptakan. Kita termakan tahunan usia, tapi kita memiliki keyakinan sebesar milik anak-anak. Yang kita tahu, imajinasi dan paradigma yang kita ciptakan kita adalah fakta, atau pasti akan menjadi fakta pada waktunya.

Itulah kenapa, aku selalu suka melewatkan waktu bersamamu, sahabatku. Karena bersamamu adalah menghabiskan waktu dengan bermimpi indah.


PS : bukan kejadian fakta, melainkan analogi tentang keasyikan yang kita tumbuhkan bersama, tertawa bahkan menangis. untuk kalian sayang, yang membuatku merasakan persahabatan yang sesungguhnya :)


2 komentar:

andri K wahab mengatakan...

nice post, i like it...trs berkarya pus...^_^

Putripus mengatakan...

haha, siiip, makasih mas :D

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com