Mataku berkunang-kunang, hingar-bingar flash light kamera para maniak pemburu berita itu masih berkelap-kelip di depanku. Sial !
Mereka pikir aku siapa ? Monyet sirkus yang haus tepukan tangan, cacian, makian, lalu sanjungan ?
Apa bedanya aku dengan mereka ? Kenapa tidak mereka liput saja teman-teman mereka sendiri ?
Habisi tiap detailnya, publikasikan tiap inchi masalahnya !
Ternyata profesi seperti ini bukan total menyenangkan. Batin kami dihabisi media, segalanya bersifat terbuka, bahkan artis dengan paparazi layaknya sahabat sejati sehidup semati : tidak ada rahasia di antara kita.
Sempurna !
Dan lampu-lampu itu terus memangsa segala hal yang aku dan para teman seprofesiku lakukan. Mengobral berita-berita rekayasa. Dan bahkan ketika itu adalah sebuah fakta, kami merasa sangat risih dengan fakta yang merajalela, menyebar luas di kalangan masyarakat. Apa kami terlalu berdosa hingga tidak pantas menyimpan rahasia ?
Hh, aku mendengus, besok akan satu lagi berita tentangku terpampang di headline tabloid gosip.
2 komentar:
Tabloid apa dek? Aku mau beli satu ! :D
ahaha, wanita indonesia mbak, wkwkwk :p
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)