Ada seribu wajah penuh ratap di sana, bisa kamu lihat ?
Mereka begitu dekat dengan aspal trotoar,
mereka bergelut dengan cuaca,
menengadah mencari uang untuk membeli nasi,
dan bantuan untuk membeli nasib baik yang nyatanya jauh lebih mahal dari sesuap nasi
dan belum bisa terbeli…
aku lebih suka menyebutnya kurang mampu daripada fakir miskin
karena memang mereka kurang mampu bersahabat dengan uang
suara-suara sumbang meneriaki mereka
dan segala kekotoran-kemiskinan-kemalasan-kekriminalan yang mereka sandang,
sabarlah, sayang…
setidaknya kamu benar-benar orang lusuh yang masih punya kesadaran
untuk bersyukur saat jemarimu terima sekeping-dua keping uang perak,
setidaknya kamu bukan anak-anak berkerah putih yang nyatanya berhati tikus hitam,
sabarlah, sayang…
doa penderma mengalir untukmu…
6 November 2010, 11:08 pm
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)