Senin, 31 Januari 2011
Malam Kami
Hujan
Hujan itu romantis walaupun dinikmati sendirian.
Asli. Kalau saya lagi kehujanan di jalan, sama siapapun saya ada waktu itu, saya pasti bilang “Wah romantis ya, kita keujanan”. Hal yang romantis nggak perlu dilewati dengan seorang kekasih, kan ? Dengan kenalan baru, dengan sahabat, atau dengan Pak Batagor mungkin karena hujan turun tiba-tiba waktu kamu sedang mengantre. Hujan tetap menjadi hal yang romantis. Bahkan saya selalu mengatakan hal demikian kepada diri saya sendiri. Ya, walaupun saya kehujanan sendirian.
Hujan itu lucu, seperti punya kaki untuk melompat-lompat tiap kali menyentuh jalanan. Haha, kadang saya berpikir bahwa loncatan hujan itu loncatan terindah yang pernah ada, bahkan dibandingkan dengan seorang atlet atau penari balet sekalipun.
Kalau saya lagi sedih, terus kehujanan di jalan, saya jadi senang. Hujan itu kan berkah. Dan buat saya, ketika hujan turun, mungkin Tuhan mengirimkan mereka untuk menemani saya. Mereka selalu datang berkerumun, seperti sekelompok teman yang datang mendinginkan suasana hatimu yang sedang panas. Itulah cara kerja pertemanan dari hujan.
Jadi, berapa lamapun saya sendiri tanpa seorang kekasih, tanpa seorang teman, asal masih bisa menikmati hujan dan berterima kasih kepada Tuhan, saya senang. Karena hujan itu tetap menyenangkan walaupun dinikmati sendirian.
Hiduplah Seperti Bernafas
Banyak yang bilang hidup itu susah. Tapi seorang bijak lainnya lebih mengatakan susahnya hidup itu ujian.
Well, saya lihat hidup itu lebih seperti menghirup udara di sekitar. Nggak mungkin kita bisa menghirup 100% Oksigen alami. Ada persentase Karbon Dioksida, bahkan Nitrogen di dalamnya. Apalagi kalau kamu hidup di kota. Semakin banyak gas polutan yang masuk ke paru-parumu.
Ya, mirip dengan hidup. Semakin bertambah usia dan semakin dewasa kamu menjajaki tanahmu, semakin banyak pula masalah yang kamu sesap dalam hidupmu. Mustahil kalau ada orang yang selalu dipenuhi rasa aman dari yang namanya masalah. Karena pada kenyataannya, pergantian detik pun menjadi pertanda sebagai transisi datangnya masalah-masalah baru, bahkan dalam kehidupan seseorang yang ia pikir sangat jauh dari jejak masalah sekalipun.
Jadi, jalanilah hidupmu dan segala kesusahannya seperti bernafas saja. Terima semuanya, lalu saring dengan otak dan kedewasaanmu : mana yang baik dan mana yang buruk untuk dipertahankan dalam paru-paru hidupmu sebelum kamu edarkan sarinya ke seluruh penjuru masa depanmu.
So you guys, happy birthday ! Getting older, getting better :*
Minggu, 30 Januari 2011
Dag-dig-dug
Maaf
Lagi-lagi saya menyesal terlalu meng-underestimate orang lain. Kebiasaan buruk yang selalu terulang. Bersyukur Allah juga selalu cepat-cepat menyadarkan saya :)